Untung Rugi Bisnis Travel Haji dan Umrah

by

pelangi.or.id – Pandemi Covid-19 memberi tambahan efek yang terlampau banyak pada kehidupan kami tak jikalau untuk penyedia jasa travel haji dan umrah.

Semenjak awal kemunculan Covid-19, semua dunia memberlakukan lockdown untuk menghambat dan mengendalikan endemi Covid-19 terhitung Arab Saudi selaku tuan tempat tinggal haji dan umrah.

Ketetapan itu dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi semenjak lepas 27 Februari 2020 yang memutuskan penangguhan waktu aplikasi ibadah umroh berasal dari semua negara terhitung Indonesia.

Akibatnya banyak jemaah haji dan umrah yang meminta lagi atau refund dana yang udah dibayarkan kepada agen travel.

Padahal dana itu udah dibayarkan untuk kebutuhan umrah, layaknya membayar tiket pesawat, pemesanan hotel, akomodasi dan lain-lain. Tidak seluruh tiket penerbangan yang telah dipesan bisa dikembalikan.

Ketua Lembaga Komunikasi Silaturahmi Penyelenggara Travel Umrah dan Haji (Fks Patuh) Jawa Barat, Wawan Ridwan Misbach, menjelaskan ada 170 agen travel umrah di Jawa Barat, dan 10 prosen yang udah gulung tikar alias bangkrut.

Padahal izin untuk meyelenggarakan haji dan umrah itu tidak murah, harganya bisa berkisar antara 300 juta hingga dengan 1,5 miliar. Hingga-Hingga agen travel haji dan umrah menjual izin haji dan umrahnya dengan diskon besar-besaran.

Perlahan-Huma tetapi tentu, sehabis 2 tahunan lumpuh diterjang pademi Covid-19,&Nbsp; usaha travel haji dan umrah bangkit ulang bersamaan ditemukannya vaksin Covid 19. Pemerintah Arab Saudi juga mencabut peraturan prokes Covid-19.

Kebijakan itu dilansir berasal dari Saudi Press Agency, Sabtu (5/3/2022). Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk mengakhiri kebijakan restriksi selama pandemi Covid-19 menyusul tingginya angka vaksinasi nasional dan kekebalan kelompok (Herd immunity) yang udah terbentuk.

Kelanjutannya warga Indonesia pun berbondong-bondong untuk mendaftar haji dan umrah. Kuota jemaah haji pada th 2022 berjumlah 100.051 orang.

Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kuota haji terbanyak, mengalahkan Pakistan dan India yang masing-masing sekedar sebanyak 81.132 orang dan 79.237 orang.

Komponen Penyelenggara Haji Umrah

Tapi, sebelum terhubung usaha travel haji dan umrah, ada sebagian hal yang kudu kami memahami. Di didalam dunia usaha haji dan umrah ada tiga hal yang wajib dipahami.

1. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU)

Pertama, adalah Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah atau biasa disingkat dengan Kbihu. KBIHU ini miliki tugas pokok membimbing para jemaah yang hendak haji dan umrah. Tetapi, KBIHU ini izinnya berada di bawah yayasan.

2. Penyelenggaran Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU)

Kedua, adalah Penyelenggaran Perjalanan Ibadah Umrah yang disingkat dengan Ppiu, tugas pokok berasal dari PPIU ini adalah memberangkatkan jemaah umrah. PPIU lah yang bertanggung jawab penuh segala urusan umrah berasal dari A-Z.

3. Penyelenggaran Ibadah Haji Khusus (PIHK)

Ketiga, sesudah PPIU dinyatakan lolos izin dan formal barulah jadi Penyelenggaran Ibadah Haji Spesifik (Pihk)&Nbsp;Yang tugas pokoknya adalah mengawasi dan melayani jemaah ibadah haji spesifik waktu tengah jalankan ibadah haji.

Banyak syarat dan keputusan bagi PPIU yang ingin jadi PIHK di antaranya adalah dimiliki dan dikelola oleh warga negara Indonesia yang beragama Islam dan terdaftar sebagai PPIU yang terakreditasi.

Tidak cuman itu juga mesti miliki kemampuan tekhnis, kompetensi personalia, dan kemampuan finansial untuk menyelenggarakan Ibadah Haji spesifik yang dibuktikan dengan agunan bank.

Kendala dan Keuntungan Bisnis Haji dan Umrah

Berbisnis agen travel haji dan umrah bukan tanpa halangan dan persoalan. Ada sebagian kasus yang kerap menghantui para pebisnis di bidang ini.

Contohnya penundaan embarkasi jemaah haji atau umrah gara-gara penutupan akses berasal dari pemerintah Arab Saudi layaknya persoalan Covid-19.

Ada juga kenaikan biaya yang tidak tersampaikan kepada jemaah, hal ini disebabkan oleh sebagian hal, mulai berasal dari kebijakan pemerintah Arab Saudi yang memberlakukan pajak pertambahan nilai atau Ppn, kenaikan bahan bakar minyak dan avtur hingga perubahan nilai tukar dollar pada rupiah yang semakin hari semakin tinggi.

Akibatnya banyak konsumen atau calon jemaah haji dan umrah yang kecewa sehabis harga yang di brosur tidak serupa dengan harga ketika bertanya di kantor.

Tetapi, di balik halangan dan persoalan yang kudu dihadapi oleh pengusaha travel haji dan umrah, terdapat juga sisi laba yang terlampau besar.

Jika rata-rata berasal dari tiap tiap jamaah umrah biro travel mendapat laba higienis Us$300 saja, dengan jumlah jemaah kira-kira 3.500 orang, maka laba yang di bisa didalam setahun bisa lebih berasal dari Us$1 juta atau kurang lebih Rp9 miliar.

Laba ini bisa didapat lebih mengingat biro travel sering juga mendapat harga spesial berasal dari penyelenggara haji dan umrah di Arab Saudi.

Pada waktu Pandemi Covid-19, Direktur Bina Umrah dan Haji Spesifik Kemenag, Arfi Hatim, mengatakan bahwa pemerintah beri tambahan sejumlah kelonggaran. Di antaranya kelonggaran syarat, kala pemenuhan persyaratan dan akreditasi, kelonggaran prosedur pengajuan (Online), dan kelonggaran tata cara akreditasi.

Di year 2023 pemerintah akan menaikkan kuota haji berasal dari 100.051 ribu jemaah jadi ulang normal pada kisaran 204 ribu jemaah.

Lebih-lebih Jumlah rakyat beragama Islam di Indonesia sebanyak 237,53 juta jiwa, atau setara dengan 86,9 prosen berasal dari populasi di tanah air yang mencapai 273,32 juta orang. Supaya peluang jemaah umroh tidak cukup lebih 1,2 juta orang per tahunan.

Jumlah sebanyak itu lebih dari satu besar membutuhkan dorongan travel umroh. Masih sedikit yang berangkat umroh mandiri atau umroh backpacker.

Modal untuk mengakses bisnis travel haji dan umrah ini juga tidak membutuhkan biaya yang benar-benar besar kira-kira 100-200 juta rupiah saja dan modal akan ulang dengan estimasi 2-3 year lagi.

Gimana, tertarik untuk berbisnis travel haji dan umrah enggak?

Baca Juga :